Oleh Generasi el-Hau:
Moh. Kasman bin Djaelani bin Kasim bin Kahar Sanaky
Bukan hanya manusia yang berangkat melaksanakan haji. Kakek saya al-Marhum Haji Ismail Holle punya cerita lucu, bagus dan keren abis. Kisah seekor kucing yang bertaubat dan berangkat melaksanakan haji ke Baitullah. Cerita ini aslinya dengan Bahasa Siri Sori, ketika saya duduk dibangku kelas 4 MI (Madrasah Ibtidaiyah). Cerita ini, sebagian besarnya sudah saya perbagus dan tambal, sehingga basudara ingin membacanya tidak bosan, Insya Allah. Ok, supaya cerita ini tidak hilang, ada baiknya saya bagikan untuk basudara semua.
Sepanjang hidup di dunia ini kita tahu, kucing dan tikus selalu musuhan dan tidak pernah berdamai apalagi hidup bersama dan berdampingan. Kalaupun ada kucing dan tikus hidup baik, akur, tidak saling musuhan itu karena kebetulan selalu bersama sejak kecil. Tapi yang pasti. Tikus selalu menjadi incaran kucing karena tukis, eh salah… tikus adalah mangsanya kucing. Sampai hari ini tikus selalu takut dan akan lari kalau melihat kucing.
Ok. Ringkasan ceritanya begini. Suatu waktu seekor kucing melaksanakan haji. Para tikus (musuh kucing), mengira kucing telah bertaubat sepulang dari melaksanaan haji. Tapi ternyata, kebiasaan menerkam tikus tidak bisa ditinggalkannya walau sudah melaksanakan haji, dan mendapat gelar haji. “tuangeee seru abisss.”.
JELANG KEBERANGKATAN KUCING KE TANAH SUCI
Di sebuah perkampungan. Masyarakat tikus memperbincangkan seekor kucing yang akan berangkat haji ke tanah suci. Rapat pertemuan warga tikus, bersepakatlah untuk membentuk sebuah panetia haji.
Berbagai persiapan acara keberangkatan telah disiapkan oleh panetia haji. Mulai dari pemasangan tenda, umbul-umbul, sampai bekal dan perlengkapan lainnya. Kerja tim yang bagus. Semua tikus benar-benar bersuka ria ketika mendengar kucing yang selama ini memangsa orang tua dan saudara mereka, sekarang akan berangkat melaksanakan haji. Harapan mereka, kalau kucing sudah melaksanakan haji, sudah pasti kucing akan bertaubat dan tidak lagi memangsa tikus.
ACARA-ACARA SEBELUM KEERANGKATAN
Seperti yang dilakukan Manusia sekarang. Gelar Tahlilan, do’a selamat, sampai pesta keberangkatan haji sudah dilaksanakan di rumah kucing. Hajatan besar ini, dihadiri tamu-tamu undangan dari kalangan para tikus dan kucing. Tokoh agama, tokoh adat dan semua warga tikus diundang. Berbagai makanan lezat disuguhkan panetia untuk menyenangkan tamu-tamu undangan yang hadir. Hari-hari belakangan ini, kucing benar-benar berbaik hati kepada para tikus. Sedang para tikus, sepekan belakangan ini benar-benar menjadi hari yang menyenangkan, hari bahagia, hari suka cita para tikus. Pesta besar untuk para tikus…
Sambutan-sambutan dari tetua-tetua adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama dari kalangan tikus sudah disampaikan. Diantara nasehat berharga itu adalah:
“Kami masyarakat tikus yang ada di sini, senang dengan keberangkatan kucing untuk pergi haji. Do’a kami. Semoga kepergian sudara kita kucing ke tanah suci nanti berjalan lancar, berangkat dengan selamat dan kembalipun dengan selamat pula tidak ada hambatan apa-apa. Sehingga kita kembali berkumpul lagi, sudah dengan suasana yang penuh cinta, dan tidak ada lagi kebencian dan musuhan. Kita berharap sudara kita kucing mendapat haji mabrur dan meninggalkan kebiasaan lamanya. Sehingga balasan yang akan di dapat adalah Jannah (surga) amen. Amin amin amin Insya Allah…., Amin…., seru para tikus-tikus. “Semoga menjadi haji mabrur….., teriak tikus-tikus”
Kucing yang akan berangkat hajipun diberi kesempatan untuk menyampaikan sepatah kata: “Bismillahirrahmanirrahiim… Hari ini saya benar-benar merasa, seperti seorang raja. Trimakasih atas segala pelayanan yang telah diberikan, terutama kepada panetia. Saya juga ingin mengucapkan maaf, Kalau sekiranya di tahun-tahun kemarin saya, atau saudara-saudara saya dari kalangan kucing pernah menjalimi siapa saja di kampung ini, maka pada hari ini saya minta untuk dimaafkan. Untuk mereka yang telah kehilangan anak, kakak atau orang tua, karena ulah perbuatan saya atau keluarga saya, maka pada hari ini saya minta dimaafkan segala kesalahan kami.
Saya juga minta do’a dari semua warga tikus yang ada di kampung ini, semoga saya mendapatkan haji mabrur… mata kucing terlihat berkaca-kaca… sesaat kemudian, berlinang air matanya.. Semua warga tikus yang mendengar kata-kata kucing tadi, terharu dan tidak sedikit pula yang meneteskan air mata, merekapun terdiam sesaat karena menangis… Tiba saatnya kucing untuk berangkat. Semua melepas kepergian kucing ke tanah suci dengan perasaan senang… Selamat jalan kucing semoga mendapat predikat haji mabrur. Amin
KEPULANGAN KUCING DARI TANAH SUCI
Kucing yang sebulan kemarin dilepas keberangkatannya dengan suka cita, kini telah tiba dengan robongan ke tanah air. Dengan pakaian serba putih, sorban dengan ogalnya. Ringkasnya mulai kepala sampai ujung kaki, tertutup pakaian putih. Luar biasa, semua tikus memandang kucing dengan pandangan memuji: “Masya Allah…, ide boleh adoo.”. ada lagi yang mengatakan: “itana boleh dee…”, “inae… Imaropi kadiee…”. Macam-macam kalimat yang dilontarkan. Sepertinya suasana Arab, saat melaksanakan haji masih terasa dan belum hilang. Lihat saja tampilannya seperti masyarakat Arab. Bicaranya juga, ada sedikit loghat arabnya: “Na’am, ana bikhair…”, “Man anta ya akhi…”, “Aina baiti ana…”?. Muskilah Anta, La ta’rif aina baituk?. Artikan sendiri.
Gayanya wah…, Kesalehannya… subhanallah, dan bau harum minyak wangi yang dipakai tercium hampir seluruh kampung.
SILATURRAHMI PARA TIKUS
Setiap kali kucing melewati segerombolan tikus, kucing itu dielu-elukan tikus. Tidak ada rasa khawatir apa-apa dari ikus-tikus. Para tikus terus berdatangan ke rumah kucing, memberi ucapan selamat atas selesainya dari pelaksanaan haji. Mereka para tikus yang datang, selalu meminta kucing untuk menceritrakan perjalanan hajinya kepada mereka. Dengan sangat percaya diri, kucing menceritrakan kepada para tikus kisah perjalanan hajinya yang seru. Mulai dari melontar jumrah, thawaf keliling ka’bah, Sai antara safwa marwah sampai berkumpul dipadang Arofah. Semuanya lengkap satu set. Karena itu, para tikus-tikus itu, yakin kalau kucing telah bertaubat atas kesalahannya yang dulu, dan mereka percaya kalau kucing telah bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat.
Antara tikus satu dengan tikus lain ada yang berbisik-bisik. Kalau kucing itu sudah menjadi kucing baik. Ada yang mengatakan: “Tauni, ide imai niao…”. Kebiasaan jelek yang dulu pernah dia lakukan pasti telah ditinggalkannya, dan tidak akan diulanginya lagi. Jadi kita warga tikus tidak perlu ragu lagi. Mudah-mudahan saja, dia mendapatkan haji mabrur. Harapan seluruh tikus di kampung itu sama. Semoga kebiasaan memangsa tikus ditinggalkannya dan tidak lagi diulang kembali.
Namun disalah satu rumah keluarga tikus. Seorang kakek tikus menasehati cucu-cucunya: “Wahai cucu-cucuku, ketahuilah oleh kalian, kalau kita adalah makanan kucing. Karena itu, kakek nasehatkan agar jangan pernah percaya dengan perkataan kucing kalau dia sudah meninggalkan kebiasaan lamanya”. Kata kakek tikus itu lagi: “Selama kucing dan tikus ada, mereka tidak pernah berdamai dan tidak pernah dalam sejarah binatang, kalau kucing bersahabat dengan tikus”. Kalau kalian mau menonton kucing yang baru pulang dari berhaji itu boleh saja tapi ingat, pilihlah tempat yang paling belakang dari teman-teman kalian”. Iya kek, sahut cucu-cucu tikus itu. (bersambung)